RSUD Bob Bazar Gelar Sosialisasi Kondisi Rongga Mulut pada Orang Berisiko PMS

 



 

KALIANDA – RSUD Bob Bazar SKM kembali melakukan kolaborasi dengan para ahli untuk terus mengupgrad pengetahuan tenaga kesehatan maupun pengetahuan di bidang kesehatan bagi para pasien.

 

Salah satunya adalah sisialisasi rongga mulut pada orang berisiko penyakit menular seksual (PMS). Edukasi terhadap ODHIV dengan risiko PMS itu dilakukan untuk mencegah resistensi penularan melalui rongga mulut.

 

drg. Rolis Anggi Sp.PM mengatakan imunitas tubuh pada penderita HIV menyebabkan timbulnya berbagai infeksi dan infeksi-infeksi ini mempunyai manifestasi didalam rongga mulut.

 

“Infeksi jamur Candida albicans merupakan hal yang sering ditemukan dalam rongga mulut, dan selain itu juga sering ditemukan lesi/luka dari penyakit kaposi sarcoma, hairy leukoplakia, non-hodgkin’s lympoma, linear gingival erythema, periodontitis, dan Necrotic ulcerative Gingivostomatitis di dalam mulut,” ujarnya, (16/10/2024).

 

RSUD Bob Bazar SKM terus berupaya memacu pengampuan kesehatan ibu dan anak sebagai Rumah Sakit jejaring RSUD Abdoel Moeloek. RSUD kebanggan masyarakat Lampung Selatan ini berupaya melakukan pemenuhan terhadap sumberdaya manusia di bidang kesehatan.

 

Upaya tersebut merupakan wujud dari transformasi layanan, yakni perbaikan mekanisme rujukan, peningkatan akses dan mutu layanan rumah sakit, serta layanan kesehatan terhadap ibu dan anak.



Direktur RSUD Bob Bazar SKM, dr. Reny Indrayani menyampaikan bahwa pihaknya memberikan dukungan terhadap sosialisasi tersebut. Reny bilang selain SDM, edukasi juga perlu dipaparkan kepada masyarakat agar mereka mengetahui resiko dan resistensi.

 

“ Sehingga masyarakat dapat mengantisipasi risiko yang ada setelah mengetahui edukasi yang disampaikan. Maka penting bagi kami sebagai RS plat merah yang sudah paripurna untuk terus konsisten dalam pemenuhan layanan kesehatan bagi masyarakat,” kata Reny.

 

Sementara Kabid Pelayanan Medis RSUD Bob Bazar, dr. Johardi mengatakan bidang pelayanan medis akan memperluas layanan edukasi dengan menjalin dan membangun kolaborasi yang intens dengan para pakar.

 

“ Hal ini bagian dari upaya mendekatkan akses pelayanan kesehatan hingga ke orang-orang dengan resistensi penyakit menular seksual yang tak hanya terjadi di kota-kota besar saja tapi juga dapat terjadi hingaa lingkup desa,” pungkasnya. (red)