RSBB Punya Pelayanan “C-arm”, Langkah Baru dalam Tindakan Bedah Orthopedi
KALIANDA – RSUD Bob Bazar Kalianda terus membenahi sektor pelayanan. RS Kebanggaan masyarakat Lampung Selatan itu kini memiliki pelayanan unggulan C-arm yang dapat memindai kondisi pasien orthopedi menggunakan sinar x.
Direktur RSUD Bob Bazar Kalianda dr. Reny Indrayani mengatakan bahwa C-arm adalah alat radiologi yang berbentuk huruf C. Kegunaannya untuk membantu dokter melihat gambar organ pasien secara langsung selama proses operasi bedah orthopedi.
“Kelebihan alat terletak pada sistemnya yang memungkinkan dokter lebih fleksibel dalam mengambil gambar kondisi bagian dalam pasien dari berbagai sudut, kata dr. Reny di RSUD Bob Bazar pada 21 Maret 2025.
Reny menjelaskan mesin C Arm terdiri atas workstation yang tersambung pada lengan berbentuk huruf C. Lengan yang berbentuk huruf C ini memiliki dua kutub yang berperan penting dalam proses pemindaian kondisi pasien.
Di satu kutub dari lengan berbentuk huruf C tersebut merupakan tabung sinar-X yang akan memaparkan sinar-X ke tubuh pasien. Sementara, di kutub satu lagi, terdapat image intensifier yang berfungsi menangkap hasil dari pemindaian sinar-X, lalu mengirim gambarnya ke monitor.
“ Pasien tidak membutuhkan persiapan khusus untuk menjalani pemindaian menggunakan C Arm. Dokter akan mempersiapkan semuanya, dari proses persiapan hingga pemindaian selesai, “ jelas dr. Reny.
Masih kata dr. Reny, penggunaan C Arm ditujukan untuk melihat kondisi atau objek di dalam tubuh. Dengan begitu, operasi dalam berjalan lebih lancar dan hasilnya akurat.
“Alat ini membantu dokter lebih mudah dalam melakukan tindakan karena gambar yang dihasilkan dari proses pemindaian adalah gambar tiga dimensi,” kata dia.
Kepala Bidang Pelayanan Medis dr. Djohardi menambahkan sejumlah keunggulan dari penggunaan C-arm. Diantaranya; menggunakan teknologi pencitraan digital, mudah dipindahkan sehingga lebih fleksibel, sudut pemindaian bisa diatur sehingga dapat memindai beberapa Lokasi, menggunakan radiasi sinar-X dengan dosis rendah sehingga meminimalkan eksposur radiasi, pemindaian secara real time dan dapat dilakukan saat prosedur operasi.
“ Dalam beberapa kasus, dokter juga akan meminta pasien melakukan prosedur ini saat sedang menjalani rawat jalan,” pungkas Djohardi. (*)